humor milenium

bean njogetbean njogetbean njoget
CERITA ABUNAWAS
Abunawas dikasih assignment dari Sultan Baghdad
membuat satu cerita seratus kata tapi setiap kata
mesti dimulai dengan huruf ‘J’. Terperanjat Abunawas,
tapi setelah berfikir keras terutama otak kanannya,
diapun mulai bercerita:
Jeng Juleha janda judes, jelek jerawatan, jari
jempolnya jorok. Jeng Juleha jajal jualan jamu jarak
jauh Jogya-Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe.
“Jamu-jamuuu…, jamu jahe-jamu jaheee…!” Juleha
jerit-jerit jajakan jamunya, jelajahi jalanan.
Jariknya jatuh, Juleha jatuh jumpalitan.
Jeng Juleha jerit-jerit: “Jarikku jatuh, jarikku
jatuh…” Juleha jengkel, jualan jamunya
jungkir-jungkiran, jadi jemu juga. Juleha jumpa Jack,
jejaka Jawa jomblo, juragan jengkol, jantan, juara
judo. Jantungnya Jeng Juleha janda judes jadi
jedag-jedug. Juleha janji jera jualan jamu, jadi
julietnya Jack.
Johny justru jadi jelous Juleha jadi juliet-nya Jack.
Johny juga jejaka jomblo, jalang, juga jangkung.
Julukannya, Johny Jago Joget. “Jieehhh, Jack jejaka
Jawa, Jum?” joke-nya johny. Jakunnya jadi
jungkat-jungkit jelalatan jenguk Juleha. “Jangan
jealous, John…” jawab Juleha.
Jumat, Johny jambret, jagoannya jembatan Joglo jarinya
jawil-jawil jerawatnya Juleha. Juleha jerit-jerit:
“Jack, Jack, Johny jahil, jawil-jawil!!!” Jack
jumping-in jalan, jembatan juga jemuran. Jack jegal
Johny, Jebreeet…, Jack jotos Johny. Jidatnya Johny
jenong, jadi jontor juga jendol… jeleekk. “John,
jangan jahilin Juleha…!” jerit Jack…Jantungnya
Johny jedot-jedotan, “Janji, Jack, janji… Johnny
jera…” jawab Johny.
Juni, Jack jadikan Johny join jualan jajanan jejer
Juleha. Jhony jadi jongosnya Jack-Juleha, jagain
jongko, jualan jus jengkol jajanan jurumudi jurusan
Jogja-Jombang, julukannya Jus Jengkol Johny
“jolly-jolly jumper.”
Jumpalagi, jek…!!! jangan joba-joba jikin jerita
jayak jini jagi ja…!!! jusah…!!!
CERITA PAIJO
Seperti Abunawas, Paijo juga disuruh membuat cerita dengan minimal seratus kata tapi setiap kata harus diawali dengan hurf ”K”. Tidak mau kalah dengan Abunawas, Paijo pun bercerita :
Koko kakaknya Kiki kebelet kawinin Kania, kecengannya ketika kuliah. Keduanya ketemu, kemudian kenalan ketika KKN ke kelurahan Kaliurang. Ketika keduanya ketemu kesekian kalinya, kebetulan Kania kebelet kencing. Kemudian Koko kawal Kania ke kamar kecil. Kania kawatir kalau Koko kerjain, karena Koko kayaknya kasmaran kepadanya. Kemudian keduanya kerap kelihatan kayak kekasih ketimbang kawan karib. Karenanya, Koko kecewa ketika Kondho koordinator KKN kecamatannya kepergok kencani Kania. Ketimbang Kondho, Koko kalah KO. Kalah keren, kalah kocek. ”Kondho kampret, kampungan”, komenter Koko kesal. Koko kayak kebakaran kumis karena kecemburuan. Koko keki kepada Kondho, kejantanannya keder, kelelakiannya keok. Koko kesatria kita, kelihatan kuyu karena kesialannya.
Karena kebingungan, kepala Koko kerap kenyat-kenyut kagak ketulungan. Karena kurang ketabahan, Koko kemudian kejebak ketagihan kapsul koplo. Kadang Koko kongkow-kongkow kesepian. Kadang kala kakinya Koko kaku-kaku karena kejang-kejang, kelojotan kayak kucing kesetrum. Ketika kurang kerjaan, kadang kala Koko komat-kamit kayak kesurupan. Kalau kagak, kadang kelimpungan kayak kunyuk kekenyangan kolak kolang-kaling. Kisah Koko kayak kisah kasih kagak kesampaian. Koko … Koko ….kasihan kamu.
Kamis kemarin, Koko kerepotan karena keceplosan kata. Kalau ketahuan Kania, kiri-kanan kepala koyak-koyak kayak konde ketimpa kayu. Kesudahannya konyol kayak kelapa kopyor. Kesetiaan Koko kadang kandas ketika ketemu kolega kece. Ketika ketahuan kere, kecengan kecewa Koko-pun kecele, kacau. Kemudian Koko kembali kesadarannya karena kerinduan kepada kasih Kania kepadanya. Kerap kali, Kania kisahkan keluh kesah kepadaku kapan Koko kembali. Kekuatan kerinduan kedua kekasih, kembali kaitkan kisah-kasih Koko-Kania karena kehendak khaliknya.
Kagak keren kisahnya !!! Kamu kangan kuruh kaya kulis kerita kayak kini kagi, kulit kekali !!!
BEDA GAJAH DENGAN TIKUS
Paijo : “Apa bedanya gajah dengan tikus?”
Paidin : “Kalau gajah besar, kalau tikus kecil!”
Paijo : “Kalau itu sih semua orang sudah pada tahu, yang kreatif dong!”
Paidin : “Jawaban yang benar apa dong?”
Paijo : “Kalau Lem Tikus ada yang Cap Gajah, tapi nggak ada Lem Gajah yang Cap Tikus.”
Paidin : “Oh iya ya…”
MEMASUKKAN BURUNG
Paijo adalah seorang pedagang burung yang sehari-hari jualan burung di sebuah pasar. Suatu hari, Paijo membawa puluhan burung perkutut yang barusan dibelinya di tempat penangkaran di suatu desa. Karena jumlahnya cukup banyak dan perjalanan cukup jauh, maka burung-burung tersebut tidak dimasukkan ke dalam sangkar tetapi dimasukkan ke dalam beberapa besek (kotak dari anyaman bambu) dan kemudian besek-besek tadi dimasukkan dalam keranjang kecil sehingga orang lain tidak tahu bahwa Paijo sedang membawa burung. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya mobil Colt Pickup Angkudes (angkutan pedesaan) yang ditunggunya datang juga. Setelah mobil berhenti, kernet menyuruh Paijo naik. Walaupun mobil Colt Pickup sudah penuh penumpang ibu-ibu yang mau ke pasar, tapi Paijo memutuskan untuk naik juga karena mobil berikutnya baru akan lewat sekitar satu jam lagi itupun belum tentu ada tempat kosong. “Tak apalah, yang penting nyampai”, pikirnya. Akhirnya, Paijo mengangkat keranjangnya hendak dimasukkan ke dalam mobil tapi ibu-ibu sepertinya keberatan karena tempatnya sudah terlalu sempit. Tapi bukan Paijo kalau begitu saja sudah menyerah. Paijo melihat masih ada tempat untuk keranjangnya yaitu di antara kakinya ibu-ibu. Maka dengan sedikit mengiba-iba Paijo minta ijin pada ibu-ibu, begini katanya :
“Ibu-ibu, maaf… tolong buka kakinya bu… supaya saya bisa memasukkan burung saya ke sela-sela kaki ibu…”
Mendengar kata-kata Paijo, kontan saja ibu-ibu dan kernet gaduh. Ada yang ketawa ada yang memaki-maki Paijo karena dianggap pelecehan dan berkata tidak senonoh. Menyadari adanya kesalahpahaman, maka Paijo segera memberi penjelasan.
“Ibu-ibu… tenang… tenang, maksud saya adalah burung perkutut milik saya yang ada dalam besek di keranjang ini lho. Bukan burungnya saya…”
Setelah mendengar penjelasan Paijo, akhirnya mereka hanya tertawa terpingkal-pingkal. Dasar Paijo.
ADEGAN APA ITU ???
Paijo : “Di atas paha kanan diletakkan pinggangnya, ketiak kanan menjepit pantatnya, tangan kiri memegang lehernya dan jari-jari tangan kanan memainkan sesuatu di depan lobangnya sambil mulutnya mengisap sesuatu. Adegan apa hayo?”
Paidin : “Ah gampang, itu kan adegan pemanasan sebelum bercinta!!…”
Paijo : “Salah, itu orang sedang main gitar sambil merokok!”
Paidin : “Benar juga ya…”
KOMENTAR PAIJO
Paijo adalah seorang pesuruh di sebuah SMA swasta yang cukup terkenal. Suatu siang, Paijo melihat kerumunan puluhan murid dan beberapa guru di teras ruangan kelas pelajaran Fisika. Dari suara ributnya, mungkin ada kejadian luar biasa di situ. Paijo semula acuh tak acuh, namun akhirnya ia datang mendekat juga karena salah satu guru yang juga wakil kepala sekolah memanggilnya. Setelah diusut, ternyata ada seorang siswa yang sehabis pelajaran olah raga menendang bola yang seharusnya dia bawa ke gudang. Sialnya bola tadi mengenai kaca jendela nako sampai hancur berantakan.
Dasar sekolah swasta yang sudah terbiasa berdemokrasi, tidak heran kalau guru-guru di situ memberikan komentar atas kejadian tadi. Lagi pula ini berhubungan dengan kurikulum baru yang berbasis kompetensi (KBK) dimana para siswa diharapkan tidak hanya tahu teori tapi juga harus tahu keadaan nyata dalam situasi apapun. Berikut ini adalah dialog dari beberapa guru yang ada di situ.
Wakil Kepala Sekolah : “Bagaimana pendapat atau komentar bapak-bapak guru tentang kejadian tadi ?”
Guru Fisika : “Gerakan bola tadi merupakan contoh dari gerak balistik atau gerak peluru.”
Guru Kimia : “Massa kaca sebelum dan sesudah pecah sama.”
Guru Matematika : “Lintasan bola tadi pasti merupakan kurva melengkung parabola.”
Wakil Kepala Sekolah : “Bagus sekali komentarnya. Bagaimana menurut pak Sugih?”
Pak Sugih yang guru ekonomi menjawab : “Untuk mengganti kaca yang pecah perlu biaya Rp.100000 pak.”
Wakil Kepala Sekolah : “Itu tidak masalah, kita bisa minta ke orang tua siswa yang menendang bola tadi. Bagaimana menurut Pak Paijo ?”
Paijo kaget setengah mati karena tidak menyangka kalau akan dimintai pendapat atau komentar. Tapi untuk menjaga gengsi, lagi pula dia pernah ikut nguping waktu guru-guru ditatar KBK, Paijo memberikan komentar menurut disiplin ilmunya.
Paijo : “Kalau ditinjau dari disiplin ilmu saya pak, pecahan kaca tadi… eh… anu… menambah pekerjaan saya tapi tidak menaikkan gaji saya pak!”
Wakil Kepala Sekolah : “Pintar juga pak Paijo, ada musibah malah digunakan kesempatan untuk minta naik gaji.”
BEDANYA SUSU KALENG DENGAN ASI
Paijo: “Apa bedanya susu kaleng dengan susu ibu?”
Paidin: “Ah, itu teka-teki kuno. Pasti kau habis baca di NyamukDotCom kan?”
Paijo: “Memang iya, tapi coba cari perbedaan yang lainnya lagi?”
Paidin: “Nyerah deh, aku nggak tahu…”
Paijo: “Kalau susu kaleng, itu KENTAL MANIS. Kalau susu ibu, itu KENTAL KENTUL gitu lho!!!…”
Paidin: “Dasar Paijo…”
PAIJO DAN PAIDI
Paidi yang lagi pusing mikirin kebutuhan rumah tangganya datang ke rumah sahabatnya Paijo. Begini kira-kira pembicaraan mereka.
Paidi : “Kang Paijo, tolong Aku ya …”
Paijo : “Pinjam uang lagi ya ? Yang bulan lalu saja belum kau kembalikan. Makanya kalau punya anak jangan banyak-banyak.
Butuh biaya banyak tahu ?”
Paidi : “Iya tahu kang …, tapi sudah terlanjur anakku 9 … ya mau gimana
lagi ?”
Paijo : “Pakai ini … saya kasih gratis 3, … lain kali beli sendiri ya.”
Kata paijo sambil memberikan 3 bungkus kondom. Saking senangya, Paidi langsung lari pulang sampai lupa berterimakasih.
Paijo jengkel juga karena belum sempat memberitahu bagaimana cara pakainya.
Satu minggu kemudian mereka ketemu lagi. Paidi sudah tidak sabar melaporkan
hasil pemberian Paijo sahabatnya.
Paidi : “Hebat bener Kang, obat yang Kang Paijo kasih saya minggu lalu”
Paijo : “Hebat bagaimana, wong aku belum kasih tahu kamu cara pakainya,
lagian itu bukan obat” sahut Paijo heran.
Paidi : “Begini Kang …, pulang dari sini saya langsung telan itu pemberian
kang Paijo sebelum gituan sama istriku”
Paijo : “Terus apa hebatnya ?” Tanya paijo penasaran.
Paidi : “Esok paginya aku sakit perut dan …”
Paijo : “Ya jelas sakit perut wong itu bukan obat tapi kondom kok ditelan”
Paidi : “Bukan itu kang… tapi setelah digosok minyak sama istri dan
anak-anakku akhirnya aku bisa kentut kang … dan …”
Paijo : “Dan apa hubungannya …” Tanya paijo penasaran.
Paidi : “… dan keluar gelembung seperti balon dari duburku … dan anakku
tertawa terpingkal-pingkal melihat itu … lalu …”
Paijo : “Katamu hebat. Lalu apa ? “
Paidi : “Karena ketawa terpingkal-pingkal ndak bisa berhenti akhirnya anakku
tinggal 3 “
Paijo : “Yang enam kemana ?”
Paidi : “Ketawa terpingkal-pingkal sampai mati”
Paijo : “?????????”

Comments

Popular posts from this blog

cerita lucu misteri Hantu ngakak

Apakah saya Delusi? Memahami Perasaan yang tidak nyata

Humor tentang Ibu Guru yang kocak

Misteri Human Zoo, Jejak Kontroversi Pameran Manusia dalam Sejarah

IBU HAMIL Mengangkat beban DUA HARI sebelum melahirkan

Resonansi Melodi yang Terlupakan - Cerita Pendek